Senin, 02 November 2009

sebuah ironi (kemerdekaan india)






Mereka berjuang,mereka menyerukan hak-hak kemerdekaan,mereka bersatu. Lalu mereka saling membunuh dan berebut kekuasaan kembali”

****

Itulah sebuah kalimat yang paling tepat untuk menggambarkan alur perjuangan bangsa india. Sebuah negara yang mencoba bersatu, melawan penjajahan Inggris secara terus menerus, mengerahkan semua kekuatanya untuk melawan kehebatan imperialisme kerajaan Britania. Tapi pada akhirnya mereka menyia-nyiakan semua jerih payah mereka sendiri. Untuk saling membunuh isteri-isteri dan anak-anak mereka sendiri. Saling berebut kekuasaan.

Berjuang tanpa kepedulian yang sama

Sekitar pertengahan abad ke-18 Inggris yang di pimpin oleh Lord Wellesley sebagai gubernur-jenderal, mulai gencar melaksakan imperialisme di India, dimulai dari Madras,Bombay,dan Benggala lalu merambat ke kota-kota yang lainya. Daerah koloni Inggris,semakin hari adalah semakin meluas. Dan kekuasan mereka pasti lah semakin bertambah. Hingga pada pertengahan abad ke-19, pada saat gubernur-jenderal di jabat oleh Dallhousie, seluruh india berhasil di kuasai seluruhnya oleh Inggris.

Rakyat India sendiri bukan lah tanpa perlawanan dalam menghadapi kolonialisme Inggris dan sistem Imperialisme nya mereka, yang sungguh selalu menyengsarakan rakyat India. Tercatat, Banyak sudah pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan oleh rakyat india. Baik itu dengan menggunakan senjata, atau tanpa senjata sekalipun.

Pemberontakan prajurit india ( The Indian Munity 1857-1859 ), adalah salah satu contoh dari beberapa perlwanan rakyat india terhadap pemerintahan Inggris. Lebih di kenal dengan sebutan pemberontakan Sepoy,yang di galang oleh tentara sepoy di Benggala. Mereka adalah tentara-tentara Inggris, yang di ambil dari rakyat India. Mereka di latih oleh Inggris untuk bekerja di dalam dinas tentara Inggris.

Imperialisme Inggris di India sungguh menimbulkan keadaan ekonomi yang sangat parah bagi bangsa itu. Ketimpangan ekonomi antara rakyat pribumi dengan para penjajah Inggris, adalah suatu hal yang membuat sakit hati bangsa India tentunya. Kehidupan para penjajah yang bermewah-mewahan,berbanding terbalik dengan kehidupan rakyat India yang berada dalam penderitaan juga kemiskinan yang parah.

Perlakuan terhadap tentara India pun dibedakan dengan perlakuan terhadap tentara Inggris. Tentara inggris jauh lebih di istimewakan dari pada tentara india yang tidak di perdulikan sama sekali oleh pemerintahan kolonial.

Persamaan nasib antara rakyat dan para prajurit India inilah yang membuat mereka bersatu untuk melacarkan rasa kebencian terhadap pemerintahan Inggris. Terlebih lagi pada saat itu panglima dari tentara Inggris selalu memerintahkan prajurit nya untuk menjilat unjung peluru terlebih dahulu sebelum di gunakan, untuk menghilangkan gemuk yang ada padanya. Tersiar kabar bahwa gemuk untuk peluru itu terbuat dari gajih sapi dan minyak babi. Hal itu tentu saja semakin membuat tegang suasana yang ada.

Banyak korban dari pihak tentara Inggris yang mati akibat pemberontakan sepoy. Hal itu cukup memukul kestabilan pemerintahan kolonial. Dalam pemberontakan sepoy ini, berhasil merebut ibu kota Delhi. Dan sempat ada pengangkatan Raja Mughol Bahadur shah II, yang selama itu hanya menjadi raja hulu tanah Inggris ( raja boneka), diangkat menjadi raja dengan gelar padshah.

Adalah hal yang patut di sayang kan, karena pemberontakan sepoy ini tidak bersifat gerakan nasional. Gerrakan sepoy ini hanyab bersifat gerakan militer saja. Hanya sedikit sekali bantuan juga dukungan yang di dapat dari rakyat untuk pemberontakan sepoy ini. Tercatat hanya di daerah Benggala dan Bihar saja, bantuan yang cukup efektif untuk pemberontakan ini. Itulah yang menyebabkan cepat berakhirnya perlawanan dari para pemberontak sepoy. Hasilnya, Inggris pun dapat kembali menstabilkan kekuasaanya atas India.

Berjuang tanpa tujuan yang sama

Adalah Indian national congress, yang menjadi tempat bernaung nya para cendikiawan India pada akhir abad ke-19 / awal abad ke-20. kongres ini sendiri pada awalnya di bentuk untuk Gerakan-gerakan Nasionalisme India. kongres juga merupakan sebuah gerakan kesatuan India, dalam menuntut kemerdekaan yang mutlak,terhadap Inggris. Anggota-anggota kongres yang terdiri dari berbagai aliran dan agama,membuat kongres kadang harus membuat sebuah keputusan yang sangat plin-plan, dan cenderung kurang tegas.

Alhasil, pada tahun 1906, muslim league pun di bentuk, sebagai bentuk pemisahan antara umat Muslim dengan umat Hindu. Mayoritas anggota Indian national congress adalah beragama Hindu, dan umat muslim merasa semakin tersisihkan saja ketika dari waktu ke waktu, umat Muslim seperti semakin tidak di urusi. Muslim League yang di pimpin Muhammad ali jinnah, semakin menuntut pemisahan diri antara Muslim-Hindu yang ada di India. Hal tersebut sungguh menyedihakan hati seorang Mahatma Gandhi, yang pada saat itu di kenal sebagai seorang Aktivis Non-kekerasan,yang tengah harum namanya karena Gerakan-gerakan kemerdekaanya dalam memperjuangkan hak-hak rakyat India atas pemerintahan kolonial Inggris, Terutama atas perjuangan Gandhi untuk kaum-kaum tertindas.

Semakin hari pemerintahan Inggris semakin tidak stabil. Gerakan-gerakan kemerdekaan yang di usung Mahatma Gandhi, yang juga di bantu Jawaharlal Nehru, semakin membuat pemerintahan Inggris terdesak, dan terus terdesak. Alhasil, pada tanggal 15 Agustus 1947, Inggris memberikan kemerdekaanya bagi India.

Sebuah kemerdekaan yang sangat ironis tentunya, karena pada saat kemerdekaan itu di proklamirkan, perselisihan antara Umat Hindu-Muslim di India, adalah sulit untuk di hentikan. Pembunuhan muslim oleh Hindu, juga sebaliknya, terjadi di mana-mana. Konflik yang banyak menelan korban jiwa. Wanita-wanita yang lemah, anak-anak yang tidak tau apa-apa, semuanya tak bisa berlari dari keganasan emosi sebagian rakyat India. Korban-korban pembunuhan, untuk sebuah kepentingan sepihak.

Masih pada tanggal 15 agustus 1947, India terbagi menjadi dua negara, yaitu, Muslim Pakistan dan Hindu India. Upacara penaikan Bendera pun di lakukan pada dua tempat yang berbeda. Hindu India mengangkat Pandit Jawaharlal Nehru sebagai Perdana Mentri. Muhammad Ali Jinnah sendiri di angkat sebagai Gubernur-Jendral oleh Muslim Pakistan.

di tempat yang terpencil, masih pada tanggal 15 Agustus 1947, Mahatma Gandhi mendiamkan dirinya dalam kesendirian,dalam kekecewaan terhadap rakyat India. Tanpa mengibarkan bendera manapun.

Persatuan hanya menjadi mimpi belaka

Setelah Negara India mendapat kan kemerdekaanya pada tahun 1947, bukanlah sebuah perdamaian dan kemerdekaan secara pasti yang ada padanya. Konflik antara Umat Muslim-Hindu tetap berkelanjutan, dan sulit untuk di buat titik temu perdamaianya. Perekonomian negara ini pun tak kunjung membaik dengan pasti, terlalu banyak ketimpangan keadaan ekonomi dalam lapisan masyarakatnya. Hal ini tentu menambah daftar konflik lagi, karena kesenjangan sosial-ekonomi yang sulit untuk di tolelir. Semakin membuat panas keadaan Negara India yang baru saja merdeka??.

Ketika begitu banyak perbedaan yang timbul, adalah suatu hal sangat sulit untuk menjadi bersatu. Meskipun begitu banyak perjuangan yang di lakukan atas nama bangsa, tapi hanya menjadi sia-sia jika di lakukan untuk kepentingan masing-masing.

Referensi :

· Mulia,T.S.G Dr. 1959. India-sejarah politik dan pergerakan kebangsaan.Jakarta : balai pustaka.

· Subantarjo. 1961. Sari sejarah. Yogyakarta : Bopkri.

· Suroto Drs. 1961. Indonesia di tengah-tengah dunia dari abad ke abad. Jambatan.

· Film : GANDHI


3 Komentar:

Blogger Unknown mengatakan...

good blog
greetings from Spain

2 November 2009 pukul 04.43  
Blogger embun biru mengatakan...

heu..
thnx...

13 Desember 2009 pukul 20.32  
Anonymous Anonim mengatakan...

Semakin hari pemerintahan Inggris semakin tidak stabil. Gerakan-gerakan kemerdekaan yang di usung Mahatma Gandhi, yang juga di bantu Jawaharlal Nehru, semakin membuat pemerintahan Inggris terdesak, dan terus terdesak. Alhasil, pada tanggal 15 Agustus 1947, Inggris memberikan kemerdekaanya bagi India.



apa maksud dari kalimat tersebut?
apakah india mendapatkan kemerdekaannya dari Inggris sepertiu berupa sebuah hadiah?

dan bagaimana mungkin sebuah negara yang sangat menginginkan kemerdekaan tapi dapat berjuang tanpa tujuan yang sama..?

mohon penjelasannya
terima kasih

-Jane-
atha_orie@yahoo.com

14 Juli 2011 pukul 15.47  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda